I. Latar Belakang
Bali adalah salah satu tujuan paling populer di dunia. Sejak tahun 1970-an, sektor pariwisata telah menjadi kekuatan pendorong di belakang perekonomian dan pembangunan Bali. Itulah mengapa pariwisata sangat penting 
Konsep pembangunan berkelanjutan dipresentasikan pada konferensi di Stockholm pada tahun 1972. Konferensi ini kemudian dikenal dengan nama “Stockholm Conference on People and the Environment”. Jadi, pengertian pembangunan berkelanjutan adalah: pembangunan berkelanjutan jangka pendek adalah proses pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (WCED, 1987:8).
Seperti yang dapat dilihat di atas, pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi berikutnya (apa yang kita inginkan dan nikmati). Dengan demikian, dalam model pembangunan berkelanjutan, generasi sekarang dan yang akan datang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memanfaatkan alam dan isinya. Karena perkembangan pariwisata yang berkembang di Bali, model pembangunan berkelanjutan di atas sangat cocok untuk pengembangan pariwisata di Bali. Wisata spiritual merupakan salah satu bentuk pariwisata yang mengedepankan dan mendukung pariwisata berkelanjutan.
Oleh karena itu, gagasan untuk mengembangkan wisata spiritual skala besar baru-baru ini dibahas. Beberapa memperkirakan bahwa wisata spiritual akan berkembang di tahun-tahun mendatang. Perdebatan tentang pengembangan wisata spiritual tampaknya semakin intensif dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya, rencana pengembangan wisata spiritual telah menyebar ke Karangazem, Banley, Bulleling, dll. Ia menyatakan bahwa semua daerah adalah daerah yang memungkinkan.
Karena semua daerah memiliki potensi besar yang sama. Dengan munculnya Sara Batur, Banley memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata spiritual. Pura Batur, juga dikenal sebagai Pura Yulun Danu, terletak 900 meter di atas permukaan laut di desa Kalanganyar di kecamatan Kintamani, sebelah timur Jalan Raya Denpasar-Singaraja. Pura di sebelah barat, di belakang Gunung Batur, Lahar Hitam dan Danau Batur, membujur hingga ke Gunung Batur, menciptakan keindahan alam di sekitar pura. Pura Batur terletak di lereng barat daya Gunung Batur, sebelum lokasinya saat ini. Pada tahun 1917 letusan gunung berapi yang kuat menghancurkan seluruh candi kecuali biara. Akhirnya, atas inisiatif kepala desa dan perangkat desa, candi yang masih hidup dipindahkan dan Kuil Batalyon didirikan di tempat yang tinggi. Kuil ini dirayakan setiap tahun atas nama Raja Kedasa. Selain itu, terdapat konsep “nitigara gunung” di Pura Batur sebagai pendukung aktif pengembangan pariwisata. Air Terjun Gong merupakan salah satu upacara keagamaan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan kelestarian. Wisatawan sangat antusias untuk melihat festival tersebut, sehingga Pura Batur sangat ideal untuk pengembangan wisata spiritual. Oleh karena itu, penulis mengangkat topik “ Dampak Wisata Rohani Terhadap Kelestarian Lingkungan Di Pura Batur Kecamatan Kintamani Resimen Bangley ”.
kedua. Penciptaan masalah
1. Bagaimana wisata spiritual berkembang di Pura Batur di provinsi Kintamani di Bangladesh?
2. Bagaimana pengaruh wisata spiritual terhadap keberlangsungan Pura Batur, Kecamatan Kintamani, Resimen Bangley?
Ketiga. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini:
1. Mempelajari perkembangan wisata spiritual di Pura Batur, Kecamatan Kintamani, Resimen Bangley.
2. Eura Batoor, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangley.
keempat. Teori penelitian
1. Ikhtisar pengaruh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001 849), arti penambahan adalah sebagai berikut.
“Pengaruh adalah kekuatan yang berasal dari sesuatu (orang, benda) yang membantu membentuk perilaku, keyakinan, atau tindakan seseorang.”
Berdasarkan konsep yang telah kita sebutkan, kita dapat menyimpulkan bahwa hasil adalah kemampuan untuk membentuk atau mengubah sesuatu. Dalam penelitian, pengaruh adalah hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam hal ini wisata spiritual akan berdampak pada kelestarian lingkungan.
2. Sekilas tentang wisata spiritual
Dalam definisi wisata spiritual, penulis menemukan dua teori yang menjelaskan tujuan wisata ini.
Pertama, penggabungan Newman-Bendit (1994) merupakan interpretasi dalam ilmu pariwisata, yang menjelaskan pengertian wisata spiritual sebagai berikut.
Jenis wisata yang erat kaitannya dengan agama, adat istiadat dan kepercayaan Atau kelompok masyarakat. Proses ini biasanya dilakukan oleh individu. Atau rombong ke tempat-tempat suci, ke makam agung, atau Kepala yang megah di atas bukit atau di pintu dianggap suci.
Teori kedua ditulis oleh Oka A. Yoeti (1985).
Wisata rohani merupakan bentuk wisata yang menjadi tujuan wisata . Untuk menghadiri atau menghadiri upacara keagamaan , serta untuk melakukan haji atau ibadah di sana .
Oleh Newman S. Bendit dan Oka A. Definisi Joyte memiliki arti yang sama, yaitu bahwa seseorang atau kelompok pergi ke wisata spiritual berdasarkan kepentingan religi atau keagamaan. Menulis tentang proyek terbaru ini, penulis menyatakan bahwa tujuan wisata spiritual adalah untuk mengunjungi kegiatan wisata tidak hanya di kalangan umat Hindu tetapi juga pemeluk agama lain. Jadi wisata spiritual pada umumnya sama dengan kegiatan wisata lainnya, wisata spiritual difokuskan pada hal-hal yang bersifat spiritual seperti berdoa, mengikuti upacara keagamaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu secara umum wisata spiritual sangat dibutuhkan untuk menarik wisatawan seperti sarana wisata atau produk wisata.
3. Gambaran umum daerah
Lingkungan adalah kumpulan kondisi fisik, termasuk manusia, termasuk tanah , air , energi matahari, mineral , tumbuhan dan hewan yang tumbuh di darat, air, energi matahari, sumber daya alam yang tumbuh di darat dan di laut. Dengan institusi yang mereka ciptakan, bagaimana mereka membuat keputusan. Menggunakan lingkungan fisik.
Lingkungan meliputi komponen aerodinamis dan biotik . Komponen aerodinamis adalah benda mati seperti bumi, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, dan suara. Komponen biologis, di sisi lain, terdiri dari makhluk hidup: tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme (virus dan bakteri). Ilmu lingkungan adalah ekologi atau ekologi . Ekologi merupakan bagian dari ilmu biologi .
Wilayah Indonesia sering disebut sebagai “ lingkungan ”. Sebagai contoh, Tentang pengelolaan alam tahun 1997 No. 23, pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan segala sesuatu, kekuatan, keadaan, dan makhluk hidup yang mempengaruhi keberadaan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya, manusia dan karakternya. . Adalah Kementerian Lingkungan Hidup (sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Lingkungan Hidup) dari Badan Perlindungan Lingkungan Indonesia, yang dilindungi oleh daerah atau provinsi. Amerika Serikat memiliki Badan Perlindungan Lingkungan (EPA ).
kelima. Membahas
1. Pengembangan wisata spiritual di Pura Batur
Resimen Banley telah mengembangkan wisata spiritual untuk menarik lebih banyak wisatawan ke daerah tersebut dengan mengembangkan atraksi wisata tradisional seperti kecamatan Pengiliፑran, Kuil Kehen, dll. Menjangkau mereka yang menyukai wisata spiritual
1. Dukung kuil
2. Desain yang ditingkatkan
3. Tujuan Wisata Toya Bungas sebagai Kemitraan Pembangunan Pariwisata.
4. Berkolaborasi dengan wisatawan untuk mempromosikan Pura Batur dengan membuat paket wisata spiritual.
5. Tingkatkan kebersihan area chasis.
Sebagai hasil dari upaya tersebut, jumlah kunjungan Pura Batur akan meningkat, dan hasil dari Pura Batur akan digunakan sebagai sumber pendanaan pembangunan.
2. Dampak Wisata Rohani Sera Bator.
Selama ini kawasan di sekitar candi bersih dan tertata rapi, serta masih terlihat alami. Hal ini karena masyarakat sekitar dan pemerintah daerah menjaga kebersihan, meningkatkan kebersihan dan sanitasi secara teratur. Kebersihan ekologis pura dan sekitarnya membutuhkan dana dan pengeluaran yang cukup besar, salah satunya adalah pendapatan dari pariwisata di bidang wisata spiritual yang berdampak signifikan terhadap kelestarian lingkungan. Kuil. Daerah sekitar atau sekitar candi.
Anda. Kesimpulan dan rekomendasi
1. Kesimpulan
Wisata spiritual yang dikembangkan oleh Pura Batur melalui berbagai upaya
1. Dukung kuil
2. Desain yang ditingkatkan
3. Tujuan Wisata Toya Bungas sebagai Kemitraan Pembangunan Pariwisata.
4. Berkolaborasi dengan wisatawan untuk mempromosikan Pura Batur dengan membuat paket wisata spiritual.
5. Tingkatkan kebersihan area chasis.
Wisata spiritual ini memberikan dampak yang besar bagi para wisatawan, dimana biaya kebersihan sangat tinggi, namun dapat ditutupi oleh pendapatan dari wisata spiritual.
2. Tips
Sebagai pengelola pura antara pemerintah dan masyarakat setempat, mereka menjaga hubungan baik dan terus meningkatkan dan meningkatkan kebersihan.
Indeks
1. Ardika, IV 2003. Wisata budaya berkelanjutan. Program Studi Pariwisata Universitas Udayana. Denpasser sekarat
2. http://subhadra.wordpress.com/2007/03/10/studi-evaluatif-pembangun-pariwisata-berkelanjutan-di-desa-wisata-jatiluwih/
3. http://warnawarnibali.wordpress.com/2005/03/04/bali-menanti-booming-wisata-spiritual/
4. Perda Bali 23 Tahun 1997, Pemerintah Daerah. Bali menangis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar